GESAHKITA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sinyal positif terkait aktivitas pasar modal pada awal tahun depan.

Dua perusahaan berskala besar atau lighthouse company berencana melangsungkan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada kuartal I-2026.

- Advertisement -

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Nyoman Gede Yetna, mengungkapkan bahwa kedua calon emiten tersebut masing-masing berasal dari sektor pertambangan (mining) dan infrastruktur.

“Dua perusahaan lighthouse sudah masuk dalam rencana kami, yakni dari sektor infrastruktur dan mining,” ujar Nyoman usai Seremoni Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Sebagai informasi, BEI mengategorikan emiten sebagai lighthouse company jika memenuhi kriteria khusus, yaitu:

  • Kapitalisasi Pasar: Minimum senilai Rp3 triliun.

  • Porsi Saham Publik (Free Float): Minimal sebesar 15 persen.

Kehadiran perusahaan mercusuar ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan menarik minat investor institusi maupun ritel dalam skala besar.

9 Perusahaan dalam Antrean IPO

Secara keseluruhan, BEI mencatat sebanyak sembilan perusahaan telah berada dalam pipeline untuk melantai di bursa tahun depan. Berdasarkan asetnya (merujuk POJK Nomor 53/2017), klasifikasi calon emiten tersebut meliputi:

  • Skala Besar (Aset >Rp250 miliar): 6 Perusahaan.

  • Skala Menengah (Aset Rp50–250 miliar): 1 Perusahaan.

  • Skala Kecil (Aset <Rp50 miliar): 2 Perusahaan.

Hingga 24 Desember 2025, sebanyak 26 perusahaan telah resmi mencatatkan saham di BEI dengan total perolehan dana mencapai Rp18,11 triliun.

Sektor keuangan mendominasi daftar tersebut dengan tiga perusahaan, disikuti oleh sektor material dasar, energi, hingga transportasi.

Menyongsong tahun depan, BEI memasang target optimistis dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2026.

Pihak bursa memproyeksikan sebanyak 50 perusahaan baru akan melangsungkan IPO sepanjang tahun 2026 untuk memperkuat pasar modal Indonesia.