GESAHKITA – Produk lokal kembali menunjukkan taringnya di pasar internasional. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei mencatat pemesanan sabun batangan karya UMKM Indonesia mencapai 1,5 juta batang dari importir Taiwan hingga penghujung tahun 2025.
Nilai transaksi ekspor tersebut menyentuh angka 300 ribu dolar AS atau setara dengan Rp4 miliar. Importir asal Taiwan, Tan Lay Enterprise Co Ltd, menjadi pihak yang memborong produk tersebut untuk kebutuhan bingkisan (hampers) dan suvenir di negaranya.
Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, menjelaskan bahwa volume pembelian tahun ini melonjak sekitar 30–40 persen dibandingkan tahun 2024.
“Kami berharap produk-produk UMKM Indonesia lainnya dapat mengikuti langkah ini agar mampu menembus pasar Taiwan secara berkelanjutan dan terus bertumbuh,” ujar Arif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (31/12/2025).
Direktur Tan Lay, Long, menambahkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kerja sama dengan KDEI Taipei.
Pada tahun 2024, perusahaannya hanya mengimpor 1 juta batang sabun, namun kini jumlahnya meningkat pesat seiring tingginya minat konsumen Taiwan terhadap kualitas sabun asal Indonesia.
Selain sabun batangan, KDEI Taipei menangkap sinyal positif terhadap produk lain. Importir Taiwan mulai melirik peralatan rumah tangga berbahan plastik dari Indonesia.
Data minat ini akan menjadi dasar bagi Kemendag untuk memetakan potensi perluasan kerja sama perdagangan lebih lanjut.
Neraca Perdagangan Indonesia-Taiwan 2025
Hingga Oktober 2025, Indonesia mencatatkan kinerja perdagangan yang solid dengan Taiwan:
-
Total Perdagangan: 8,46 miliar dolar AS.
-
Ekspor ke Taiwan: 4,71 miliar dolar AS.
-
Impor dari Taiwan: 3,75 miliar dolar AS.
-
Surplus untuk Indonesia: 955,80 juta dolar AS.
Meskipun angka surplus ini masih di bawah capaian tahun 2024 yang mencapai 2,72 miliar dolar AS, keberhasilan UMKM menembus pasar ekspor menjadi angin segar bagi diversifikasi produk non-migas Indonesia.










