Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
pilkada hut ri hut ri

Kementan dan KemenKop UKM Menilai Korporatisasi Petani Mampu Mengurangi Ketergantungan Produk Impor

PALEMBANG, GESAHKITA COM–Untuk memaksimalkan produksi hasil pertanian, pembentukan korporatisasi petani perlu dilakukan. Melalui model bisnis ini, petani akan lebih mudah memperoleh akses, baik pembiayaan maupun pasar.

Selain itu, korporatisasi petani juga dapat meningkatkan kualitas panen.

Hal tersebut diungkapkan  Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung  ke Agribusiness and Technology Park (ATP) di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo baru ini.

Teten menilai produksi petani secara perorangan akan lebih baik jika diupayakan secara korporasi (massal) dalam jumlah lebih besar.

“Dari petani-petani perorangan berskala sempit, kemudian dikoperasikan agar masuk skala ekonomi dan model bisnis,” ungkap Teten melalui siaran pers, dikutip gesahkita dari laman kompas, Senin (31/5/2021).

Dengan model seperti ini juga, Ungkap Teten, kita bisa melakukan produksi dengan menggunakan bibit-bibit unggul dari hasil riset.

Dia juga menyebutkan dengan hasil pertanian yang unggul, maka terbuka lebar peluang untuk ekspor. Sehingga, ketergantungan akan produk impor bisa diminimalisir.

“Korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri,” jelas Teten.

Teten berharap, dengan keikutsertaan petani membangun korporatisasi petani, maka produk-produk yang dihasilkan dapat mensuplai pasar dengan stabil, baik kualitasnya maupun juga kapasitas produksinya.

Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan sinergi antara Kementan dan KemenkopUKM bersama perguruan tinggi akan bekerjasama dalam mengembangkan hulu hingga hilir sektor pertanian.

Nantinya, KemenkopUKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm, sedangkan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas, serta perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir.

“Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya. Sehingga, nanti akan ada varietas-varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedah dari hulu sampai hilir,”ujarnya.(red)

Tinggalkan Balasan