Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
pilkada hut ri
News, World  

Pemerintahan Kishida menghadapi tugas berat di Asia Tenggara

JAKARTA, GESAHKITA COM— Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa dikabarkan sedang mempertimbangkan kunjungan ke Kamboja untuk mengonfirmasi kemajuan kerja sama bilateral, pada awal Juli mendatang.

Meskipun gelembung tersebut pecah, Jepang secara umum tetap mempertahankan perkembangan ekonomi, infrastruktur, dan pertukaran bilateral yang erat dengan negara-negara Asia Tenggara.

Dalam beberapa tahun terakhir, kebangkitan Tiongkok menimbulkan tantangan terhadap keunggulan tradisional Jepang di Asia Tenggara. Tiongkok telah melaksanakan proyek-proyek penting melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), termasuk Jalan Tol Phnom Penh-Sihanoukville, jalan raya pertama di Kamboja. Konstruksi juga sedang berlangsung pada jalan tol kedua yang menghubungkan Phnom Penh dengan kota Bavet di perbatasan Kamboja-Vietnam, dengan investasi sebesar $1,35 miliar.

Jepang tetap menjadi peserta penting dalam investasi infrastruktur Kamboja. Sejak tahun 1994, Kamboja telah melaksanakan 210 proyek investasi Jepang dengan total $3,1 miliar. Pada tahun 2022, perdagangan bilateral antara Jepang dan Kamboja mencapai $1,95 miliar. Memperluas pasar Asia Tenggara telah menjadi kebijakan nasional Jepang yang konsisten sejak tahun 1960an.

Melalui rencana kunjungan Yoko Kamikawa, niat Jepang untuk memperkuat eksistensi ekonominya di Kamboja dan seluruh Asia Tenggara menjadi jelas. Namun, mungkin tidak mudah untuk mewujudkannya.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan tingkat dukungan terhadap pemerintahan Fumio Kishida turun menjadi 16,5 persen, dan Partai Demokrat Liberal yang sudah lama berkuasa juga mengalami ketidakstabilan. Jika Jepang menghabiskan banyak uang untuk proyek infrastruktur Kamboja, hal ini dapat memicu ketidakpuasan yang lebih besar di dalam negeri.

Ketika Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi Kamboja, dijelaskan kepadanya bahwa Kamboja tidak akan memihak Tiongkok dan AS, namun secara bersamaan akan mengembangkan hubungan persahabatan dengan semua negara. Tentu saja prinsip ini juga berlaku pada segitiga Tiongkok-Jepang-Kamboja.