Pendirian Kampung Dulmuluk Didukung Aktivis Kebudayaan Sumsel
PALEMBANG, GESAHKITA COM—Diskusi yang melibatkan aktivis budaya di Palembang, tercetuslah wacana mendirikan Kampung Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan Tanggotakat. Ide ini muncul dari komunitas Bucu Palembang.
Dalam diskusi tersebut Vebri Al Lintani membagikan wawasan tentang keterkaitan sejarah antara Tanggo Takat, Abdul Muluk, dan teater Dulmuluk.
Sejarah mencatat bahwa Tanggo Takat menjadi pusat perhatian karena pembacaan syair oleh Wan Bakar, seorang pedagang keturunan Arab-Melayu pada tahun 1854. Vebri Al Lintani, dalam diskusi tersebut, menyampaikan bahwa Lorong Taman Bacaan Tanggo Takat mungkin menjadi titik awal bagi sejarah Dulmuluk. Namun, tantangan utama adalah mengidentifikasi tempat tinggal Wan Bakar yang tepat di kawasan Tanggo Takat yang luas.
Diskusi juga mencakup ulasan sejarah Dulmuluk oleh Vebri, yang melacak akarnya dari pencetakan buku puisi di Singapura pada tahun 1845 hingga berkembang menjadi teater Dulmuluk pada tahun 1910-an, yang terus berkembang hingga saat ini.
Penduduk setempat, seperti Andi Pedo dari Lorong Taman Bacaan, mempercayai hubungan sejarah Wan Bakar dengan daerah tersebut. Dia menegaskan keberadaan budaya Dulmuluk di dalam komunitas, mencatat pengalaman menyewa buku dari berbagai taman bacaan yang memperkukuh Lorong Taman Bacaan sebagai pusat literasi.
Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, dan praktisi dulmuluk Randi Pratama Putra, memberikan dukungan mereka terhadap Kampung Dulmuluk. Mereka tidak hanya memperhatikan perubahan nama, tetapi juga mengusulkan pendekatan holistik dengan fasilitas pelatihan, pusat data, perpustakaan, serta diskusi dan pertunjukan rutin.
Usulan ini mendapatkan dukungan antusias dari berbagai kalangan, termasuk guru Dulmuluk Sugeng, mantan Bendahara DKP RM Husin, dan Puji, seorang calon doktor yang sedang menyelesaikan penelitian tentang Dulmuluk.
Saat diskusi terus berkembang, prospek Kampung Dulmuluk tidak hanya dianggap sebagai bukti kekayaan budaya Palembang, tetapi juga sebagai destinasi wisata potensial. Komunitas berharap dapat merayakan dan melestarikan warisan Dulmuluk untuk generasi mendatang.(GOIK)