selamat idul fitri selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa hari jadi kota pasuruanisra miraj hut oku selatan, hari jadi oku selatan
News  

Menjelajahi Siguntang Ulu Melayu: Perjalanan Budaya bersama Mahasiswa Modul Nusantara Unsri

FOTO DOK ALI

Menjelajahi Siguntang Ulu Melayu: Perjalanan Budaya bersama Mahasiswa Modul Nusantara Unsri

PALEMBANG, GESAHKITA COM—Dibimbing oleh Dr. Agustina Bidarti, M.Si., dan LO Muhammad Soleman, 25 mahasiswa Modul Nusantara (Modnud) dari Universitas Sriwijaya mengadakan diskusi menarik tentang Siguntang sebagai Ulu Melayu. Kegiatan menarik ini terjadi saat mereka mengunjungi Bukit Siguntang pada hari Minggu (10/3/24).

Bukit Siguntang, situs bersejarah di Palembang, tidak hanya memiliki makam kuno tetapi juga memiliki berbagai temuan arca Buddha abad ke-7 dari zaman Sriwijaya.

Dr. Agustina Bidarti, M.Si., menyatakan niatnya untuk memperkenalkan Siguntang kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Nusantara. Beliau menekankan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Hindu-Buddha yang signifikan di wilayah Nusantara. Saat menjelajahi Siguntang, para mahasiswa menemukan patung Buddha monumental, menandakan kekudusan situs ini bagi penganut Buddha selama era Sriwijaya.

Ditempatkan sebagai dataran tertinggi di Palembang, Siguntang diibaratkan sebagai Gunung Meru dalam ajaran Buddha, menjadi pusat utama pembelajaran ajaran Buddha di Sriwijaya. Dr. Agustina berspekulasi tentang adanya biara Buddha, sebagaimana yang digambarkan dalam tulisan pelancong I-tsing. Penggunaan bahasa Melayu Kuno dalam berbagai prasasti Sriwijaya menunjukkan studi Buddha bersama bahasa Sanskerta untuk Tripitaka.

Lebih mendalam dalam diskusi, Dr. Agustina menekankan perlunya mendeskripsikan keberagaman yang menyatukan budaya Melayu dari Bukit Siguntang. Beliau menyoroti kelanjutan dari pengaruh Hindu-Buddha selama era Sriwijaya hingga periode Islam awal Kesultanan Palembang Darussalam.

Merujuk pada Sulalatus-Salatin atau Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang sekitar tahun 1400-1511, beliau menjelaskan pertumbuhan kerajaan-kerajaan Melayu di tanah Melayu. Naratif tersebut menghubungkan hampir semua kekuasaan Melayu dengan mitos kehadiran makhluk setengah dewa yang turun di Bukit Siguntang Palembang. Demang Lebar Daun, atau Sang Sapurba, dianggap sebagai perwujudan tokoh penyatuan Iskandar Zulkarnaen, diyakini berasal dari Siguntang, menjadikannya Ulu Melayu.

Setelah diskusi, para mahasiswa menjelajahi makam-makam kuno seperti Segentar Alam, Puteri Kembang Dadar, dan Panglima Bagus Kuning. Salah satu mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Muhammad Azra Az Zahiri, mengungkapkan keterkejutannya menemukan makam Sigentar Alam, terkait dengan Iskandar Zulkarnaen, awal silsilah kesultanan Islam di Nusantara.

Dr. Agustina menyoroti popularitas Siguntang di antara peziarah dari Malaysia dan Singapura sebagai destinasi sejarah dan sakral. Mahasiswa mengapresiasi upaya pelestarian oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Selatan, yang telah mempercantik kawasan Bukit Siguntang sejak tahun 2023, meningkatkan citranya sebagai Ulu Melayu.

Perjalanan berkesan ini ditutup dengan permainan kartu flash yang riang gembira di bawah bimbingan Dr. Agustina Bidarti, melibatkan mahasiswa dalam menguji pengetahuan dan menyegarkan pemahaman mereka tentang keberagaman budaya di Bukit Siguntang.