JAKARTA, GESAHKITA COM–Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Jamal Wiwoho menyampaikan bahwa sejumlah rektor perguruan tinggi menyatakan penggelaran Perkuliahan Tatap Muka Terbatas (PTM-T) masih belum siap dilaksanakan dalam waktu dekat.
Pernyataan tersebut telah diungkapkan langsung pada pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dalam acara virtual di kanal resmi YouTube Kemendikbud RI dengan tajuk ‘Silaturahmi Merdeka Belajar eps 8: Perguruan Tinggi Siap Belajar Optimal dengan PTM Terbatas, Senin (13/9/2021) lalu.
Jamal yang sekaligus Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menjelaskan bahwa sebanyak 35 rektor perguruan tinggi negeri (PTN) turut hadir pada pertemuan tersebut.
Pendapat terbagi menjadi beberapa opsi, namun rata-rata rektor menyatakan ketidaksiapan atas pengadaan kegiatan belajar mengajar secara luring di kampus.
“35 rektor PTN itu menghadiri acara pertemuan dengan bapak presiden, itu rata-rata mengatakan saya belum siap. Ada juga yang mengatakan; bulan Oktober saya bismilah membuka kampus. Ada yang mengatakan; semester depan gua baru berani membuka kampus,” ungkap Jamal dinukil gesahkita com, Jumat (24/09/2021).
Berkaca dari langkah UNS yang telah membuka kampus sedari awal September 2021, Jamal turut mengajak PTN lainnya untuk tidak lagi menunda PTM-T.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan perguruan tinggi perlu segera memberanikan diri menggelar PTM-T. Poin utamanya ialah agar lost learning yang ditakutkan, tidak terjadi.
Sebagaimana disampaikan oleh Jamal, kurangnya efisiensi dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama lebih dari 1,5 tahun ini selama pandemi COVID-19 melemahkan pendidikan di Indonesia.
“Selama pandemi kondisi pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain,” ujarnya.
Kemudian apabila diperhatikan secara kuantitas, tenaga pendidik, dosen, dan mahasiswa telah mendapatkan capaian percepatan vaksinasi yang cukup tinggi. Begitu pula dengan kesiapan dari segi sarana dan prasarana di kampus yang sesuai protokol kesehatan.
“Misalnya saja ada tempat cuci tangan, cek suhu, hand sanitizer, cairan disinfektan dan lain-lain,” jelasnya.
Sebelumnya dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, perguruan tinggi di Indonesia telah mendapatkan izin untuk melaksanakan PTM-T baik hibrida maupun campuran mulai semester gasal tahun ajaran 2021/2022.
Akan tetapi dalam penyelenggaraannya, kesehatan dan keselamatan civitas akademika dan masyarakat di sekitar harus menjadi prioritas utama.(irf/pur)