PALEMBANG, GESAHKITA COM-–Para penuntut ilmu yang kadang dianggap sepele kegiatan rutinya tiap hari ke sekolah atau ke kampus semata mata mengumpulkan pengetahuan, membentuk karakter diri, belajar kepatuhan, mengasah kecerdasan, berlatih disiplin dan akhirnya memperoleh ijazah sebagai bukti autentik tamat belajar pada tingkat tertentu.
Rangkaian kegiatan diatas tetap melalui proses panjang melelahkan tetapi akan besar dampaknya untuk masa depan mereka.
Sebagai anak muda bahkan mereka yang sudah dewasa dan pernah mengenyam pendidikan, tentunya tidak lepas yang namanya belajar mungkin ada yang lakukan skandal, bahkan asmara.
Semangat untuk menuntut ilmu sangat membara ketika kita memasuki awal dari perjalanan tersebut.
Potensi Egois
Tetapi, lama kelamaan hal tersebut akan menjadi sebuah kegiatan yang membosankan atau malah akan berfikir tidak ada gunanya. Egois bukan?
Pihak sekolah atau kampus sebenarnya sudah sangat sadar bahwa ada walaupun sedikit prosentase nya para pelajar atau mahasiswa berfikir dari mata pelajaran atau mata kuliah tertentu yang mereka ikuti dikecam tak bermanfaat dijadikan alasan penolakan kwalitas “boring class”.
Selain itu karena batasan kemampuan berfikir dan mencerna masing masing pelajar atau mahasiswa berbeda maka pelajaran tertentu kerap kali pemicu kemalasan masuk kelas dan berujung putus sekolah dan putus kuliah. Egois juga kan?
Maka kebanyakan orang yang merasa sulit sekali melalui proses menuntut ilmu dengan macam kegiatan itu, mereka lebih memilih untuk langsung bekerja, dengan alasan langsung dapat upah. Dan itu pilihan karena setelah bekerja dan sedang kerja sebagian bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Hal tersebut tidak dapat kita salahkan, karena keinginan dan keputusan setiap orang berbeda beda. Bagi kalian para pelajar atau mahasiswa, bukanlah sebuah penderitaan untuk berproses itu.
Pada pelajaran Biologi proses metamorposa seekor anak ulat yang melata sebagian orang jijik memandangnya dan akhirnya menjadi anak kupu kupu lucu cantik bisa terbang kesana kemari. Itulah buah dari kesabaran itu.
Nah kalian pelajar dan mahasiswa ini adalah sebuah awal dari masa depan yang akan kalian capai suatu hari nanti. Bukankah kalian seharusnya bersyukur jika kita masih bisa belajar dan menuntut ilmu?
Bersyukurlah jika masih ada pulpen dan pensil ditangan kalian, bersyukurlah jika masih ada buku di hadapan kalian, dan bersyukurlah jika masih ada orang yang mau menuntun kalian untuk menuju sesuatu yang kalian inginkan.
Pintar Membagi Waktu
Pentingnya membagi waktu dan mengatur setiap detik dari hidup ini bisa membuat menjadi mudah untuk memanfaatkan waktu demi menuntut ilmu. “Waktu memanglah berharga, tetapi tak ada harga atas waktu. Memiliki waktu tidak menjamin membuat kita kaya.
Tetapi waktu adalah sumber dari semua kekayaan.” Adanya cinta yang menghantam seorang pencari ilmu terkadang juga membuatnya terlihat tidak fokus dan sulit.
Bagaimana caranya agar cinta kepada orang lain tersebut tidak merenggut semangat kalian untuk mencapai masa depan yang cerah?
Permasalahan para pejuang ilmu itu sebenarnya adalah sifat egois dari dalam diri mereka yang berat dikendalikan. Segala hal yang kalian lakukan setiap detiknya berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.
Malas bukanlah sebuah kesalahan, tetapi hal yang manusiawi bisa datang kapan saja karena itu bagian dari egois juga. (asj)