selamat idul fitri selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa hari jadi kota pasuruanisra miraj hut oku selatan, hari jadi oku selatan

KONTEMPLASI, EKSPEKTASI, DAN HARMONISASI POLTEKPAR PALEMBANG MENUJU DIES NATALIS 5

PALEMBANG, GESAHKITA COM –Sebagai salah satu lembaga pendidikan pariwisata yang berkualitas, berkelas dan bergengsi di kota Palembang pada saat ini, Poltekpar Palembang yang berkampus di jalan Sapta Marga No 10 komplek Jaka Baring Sports City telah memberikan warna dan menambah semaraknya dinamika perkembangan dunia pendidikan di Sumatera Selatan.

Gedung kampus kokoh dan megah dengan fasilitas belajar mengajar dan praktek bertaraf Internasional yang lengkap dan memadai ini mengusung konsep Smoke – Free Campus/Kampus Bebas Asap Rokok. Dengan segala keunggulan dan kelebihan yang dimiliki, tidak mengherankan jika Poltekpar Palembang menjadi tempat kuliah vokasi idaman dan favorit bagi calon mahasiswa Sumatera Selatan umumnya dan Palembang Khususnya.

Namun tidak sedikit pula mahasiswa/i yang berasal dari luar Sumsel juga memilih Kampus “Keren habis” ini sebab berada dibawah langsung Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif yang cikal bakal eksistensi kampus ini adalah merupakan hadiah dari masyarakat Sumatera Selatan melalui hibah lahan Pemprov Sumatera Selatan seluas 20,33 hektar.

Sungguh merupakan satu kado terindah bagi dunia pendidikan dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, ujar penulis yang merupakan anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan periode 2014 – 2019 ini yang sekaligus merupakan pelaku dan saksi sejarah hibah lahan Pempov Sumatera Selatan tersebut.

Kami menyetujui hibah tersebut yang dilaporkan dan disetujui dalam rapat paripurna DPRD Provinsi Sumatera Selatan pada saat itu “ . Tentu saja dalam kelanjutan eksistensi Poltekpar Palembang kedepan, kami tidak melepaskannya begitu saja, secara moril kami bertanggung jawab mengawasi, memberikan perhatian, masukan, saran beserta kritik konstruktif guna kemajuan, kemaslahatan dan kebaikan bersama yang tentunya absolut untuk jadi renungan semua pihak/stakeholders dalam menyambut Dies Natalis 5 Poltekpar Palembang 27- April 2021 ini.

Menginjak usianya yang ke 5 tahun, telah banyak prestasi prestasi membanggakan yang ditorehkan baik secara Fisik dan Fasilitas ( pembangunan hotel Poltekpar bintang 4, gedung belajar tambahan, AC-nisasi dalam ruang lingkungan kerja dan kelas belajar, Armada Bus Wisata ) , prestasi Akademik dan Kelembagaan ,Lomba dan Kejuaraan, Charity, Kerjasama/MOU, Leadership, Sense of Togetherness, dan Keterserapan Alumni dalam dunia kerja, baik lokal, nasional, maupun internasional yang kesemuanya itu merupakan bukti nyata dari kesungguhan semua pihak dalam berkinerja.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, mewakili masyarakat Sumatera Selatan izinkan saya mengucapkan Dirgahayu Poltekpar Palembang yang ke 5, semoga selalu menjadi yang terunggul dan terdepan, bertaburan bintang bintang prestasi dan kebanggaan, pencetak insan Pariwisata terampil, unggul, dan berdaya saing tinggi, dan senantiasa dalam lindungan serta kasih sayang ALLah SWT.

Demikian pun sebaliknya, bak pepatah lama mengatakan NO ROSE WITHOUT THORNS TAK ADA GADING YANG TAK RETAK, TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA.

Dibalik sisi terang bertaburkan cahaya bintang dari Poltekpar Palembang tentu saja masih banyak kelemahan, kekurangan dan permasalahan di sana sini yang perlu diperhatikan, diperbaiki dan segera dicarikan solusinya.

Menurut hemat penulis yang turut serta mencermati, mengamati, memperhatikan, dan merasakan ketimpangan ketimpangan dan permasalahan yang ada di internal dan eksternal Poltekpar Palembang diantaranya adalah : 1. Nepotisme yang kebablasan. 2. Gaya Kepemimpinan /Leadership Style yang kaku, unfriendly , otoriter dan tidak demokratis terkesan mengecilkan, merendahkan, meremehkan pihak lain/khususnya bawahan. 3. Hospitality Ambience dan friendliness hanya merupakan Slogan semata yang datangnya secara Bottom-Up, Horizontal, dan bukan secara Top-Down. 4. Slogan Indonesia Ramah yang pernah dikampanyekan oleh ratusan mahasiswa merupakan sesuatu yang ironis disini, karena bukannya Indonesia peramah yang dirasakan tetapi pemimpin pemarah adanya.

Selanjutnya,  5. Penempatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengisian jabatan kurang profesional dan proporsional, sehingga yang terasa bahwa MAN BEHIND THE GUN yang mengisi kursi bukanlah THE RIGHT MAN ON THE RIGHT PLACE . 6. Sungguh terasa miris sekali, dengan APBN yang hampir 200 Milyar lebih per tahunnya, pembayaran gaji dosen yang hanya SEUPRIT itu dirasakan sering sekali sangat terlambat, bahkan tahun 2021 ini keterlambatan nya sampai dua hingga memasuki tiga bulan, Seharusnya panduan menurut ajaran agama Islam tentang upah/gaji , NABI MUHAMMAD SAW bersabda dalam hadits shahih yg diriwayatkan oleh IBNU MAJAH BAYARKAN LA UPAH PEKERJA SEBELUM KERINGATNYA KERING ”.

Kemudian,  7. Diskriminasi dan perlakuan Like and Dislike terhadap staff, dosen dan bawahan . 8. Kegaduhan Kegaduhan yang ditimbulkan dari Mis-policy, ketidakharmonisan serta Ketidakkondusifan dalam suasana dan lingkungan kerja. 9. Penelantaran /pembiaran solusi suatu masalah sering kali terjadi, sehingga selalu membuat kegaduhan. 10. Kurangnya sinergitas dan pemberdayaan putra daerah dan perusahaan lokal dalam pembangunan infrastruktur, fisik gedung, fasilitas gedung dan pembangunan lainnya yang sering sekali menimbulkan kecemburuan sosial. 11. kurangnya sinergitas dengan pemerintahan provinsi Sumatera Selatan wabil khusus Gubernur dan Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan yang ini mengesankan adanya disharmony, ketidakmauan /No good will dan ketidakmampuan dalam melakukan Social,Communicative dan Personal Approach terhadap stakeholders.

Setelah itu, 12. Kurang ramah dan bersahabatnya TOP MANAGEMENT terhadap kritik, saran, masukan dari pihak lain. 13. Arogansi akademik, pangkat dan golongan masih sangat terasa bagaikan hawa mistis di negeri anta beranta. 14. perlakuan yang tidak adil terhadap para dosen Luar Bisa (LB)  dalam mendapatkan haknya untuk mendapatkan training, Upgrading ilmu pengetahuan dan kemampuan mengajar. 15. Adanya social gap dan different treatment antara dosen/pekerja lokal dengan non lokal khususnya dari Alumni tertentu.

Serta, 16. Terjadinya pemangkasan jumlah beban SKS untuk dosen LB menjadI 16 SKS batas maksimal, sehingga terjadi kerugian terhadap honor yang didapatkan, khususnya bagi dosen non vokasi yang mengampuh jumlah SKS per minggunya diatas 16 SKS. Selain itu belum adanya SK terbaru yang menjadi pedoman penentuan batas beban maksimal dosen mengajar sehingga seharusnya SK yang lama masih tetap berlaku dan menjadi acuan. 17. Dengan kebijakan baru ini dirasakan tidak adanya transparansi terkait jumlah nominal upah mengajar, bukti slip gaji, dan tidak ada komunikasi yang baik kepada seluruh dosen apabila ada aturan baru yang diterapkan.

Teringat akan kata bijak “ THIS IS A BITTER PILL TO SWALLOW “ (INI OBAT LOH, BIAR PAHIT TAPI MENYEHATKAN. )

Last but not least, akhirnya penulis yang mempunyai high sense of attention and care terhadap benang merah yang ada di Poltekpar Palembang maka mengajak, menghimbau, dan mengingatkan dirinya pribadi serta seluruh stakeholders wabil khusus Top Management dan para decision makers, dalam rangka turut serta membangun , mengembangkan, dan membesarkan Poltekpar Palembang yang kita cintai ini, marilah kita niatkan bekerja untuk mencari rezeki dan amal ibadah semata mata untuk mendapatkan Ridho ALLAH SWT.

Bekerjalah dengan menggunakan hati nurani, jadilah insan yang rendah hati namun tak rendah diri, janganlah sombong, congkak, angkuh, jengah dan tinggi hati diatas bumi ALLAH ini, janganlah jadi pribadi yang pemarah, sensitive dan pendendam, mari kita saling menghormati, menghargai, mengasihi dan menyayangi terkhusus sesama insan Poltekpar, jadilah pribadi yang pemaaf, jadilah pribadi yang membumi, merakyat, pemurah dan peramah.

Dan untuk keselamatan, kelancaran,ketentraman kerja serta kebarokahan dalam kehidupan dunia ini terkhusus bagi para non putra daerah /non lokal dimanapun berada , penulis mengajak kita semua untuk mengingat dan mengejahwantakan sebuah pribahasa lama “ WHEN IN ROME DO AS THE ROMANS DO (DIMANA BUMI DIPiJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG).

HAPPY 5 th ANNIVERSARY POLTEKPAR PALEMBANG, WISH YOU ALL THE BEST, GOOD LUCK AND VIVA FOREVER.(*)

 KONTEMPLASI, EKSPEKTASI, DAN HARMONISASI POLTEKPAR PALEMBANG MENUJU DIES NATALIS 5

DITULIS OLEH : H. SURIP JANUARTO,SS.MM. ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMSEL PERIODE 2014 – 2019, FORUM PEMERHATI PARIWISATA SUMSEL DOSEN POLTEKPAR PALEMBANG

EDITED /UPLOADER : ARJELI SY JR

 

Tinggalkan Balasan