selamat idul fitri selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa hari jadi kota pasuruanisra miraj hut oku selatan, hari jadi oku selatan

Gubernur Sumsel Bertekad Angkat Harkat Petani

PALEMBANG, GESAHKITA COM—Gubernur Sumatera Selatan berkeinginan kuat untuk mengangkat harkat dan derajat para petani Sumsel.

Selain baru baru ini menerjunkan 1000 PPL ke 17 kabupaten kota di Sumsel dan bahkan bakal ditambah lagi sampai kuota ideal bisa terpenuhi.

Dalam setiap kesempatan pula mantan Bupati Oku timur Dua Periode itu tak jarang menyebutkan ungkapan “Jangan Mau Menjadi Buruh di Lahan Sendiri”.

Menjadi penasaran dengan kalimat  imperative itu, media localhost/server/gkx  ini berhasil juga wawancara  H Herman Deru yang  menjelaskan dari keadaan yang ada bahwa zaman dahulu orang orang kota khusus Palembang berlomba lomba  untuk mencari komoditas telur di desa desa.

“ kini terbalik orang orang desa mencari telur ke Kota untuk kebutuhan,” ungkap nya.

Begitu juga hewan ternak jika mau cari sapi kita harus ke desa. Kemudian daging sapi malahan lebih murah di supermarket

HD menjelaskan, jika sesuatu itu diproduksi secara massal maka akan menjadi murah. Dia  mengambil ilustrasi, “coba perhatikan biji padi jika dikupas satu per satu maka akan berapa lama makan waktu untuk memproduksi nya menjadi beras, “ kata HD

Maka kira kira itu lah kondisi peternakan kita “ngingon sikok sikok” (beternak nya sedikit) mako jadi mahal dio,” jelasnya.

Pada kesempatan itu HD juga menyebutkan Kedelai di Amerika lebih murah dibandingkan dengan kita, karena mereka memproduksi  nya secara masal, tidak di daerah kita dengan hanya seperempat hektar dan maksimal setengah hektar per petaninya.

H Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan,
H Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan,

Untuk itu ungkapnya, jika suatu komoditas itu mampu diproduksi  secara massal maka biaya produksi bisa ditekan.

Prinsip pasar berjalan dan  tidak mengurangi pendapatan pihak yang memproduksi, malahan element biaya  tersebut bisa dialihkan ke kualitas hasil produksi mengakomodir kepentingan pasar dari  hasil setelah diproduksi.

Yang jadi pertanyaan kenapa Indonesia tidak pernah export beras, sementara Vietnam, Thailand  dan Brunai jauh dibandingkan dengan kita yang lahan mereka kecil mereka export sedangkan kita tidak.

Karena mereka pemerintahnya sebut HD tegas dan  mampu menyeragamkan  veiritas, sementara di  kita veiritas kita beraneka ragam dan berbeda beda.

Sebab di Kita ini macam macam keinginan, bercocok (bertanaman) kita sangat demokrasi maka kita terlalu banyak veiritas nya.

HD kemudian memberi contoh sebuah produk yang dalam kurun waktu sangat singkat bisa menyentuh pasar lokal dan dipercaya masyarakat, karena kata HD diurus secara serius.

Dalam hal ini, ia menganggap keseriusan dalam hal mengusahakan sesuatu untuk lebih fokus itu hal utama dan penting dilakukan.

Begitu juga dalam hal  membangkitkan sektor pertanian bagi dia penting, maka segala  tahapan selektivitas serta skala skala prioritas ia mainkan dalam hal ini.

Pemprov Sumsel  membangun infrastruktur jalan hingga pengairan dan irigasi. Begitu juga dari awal 600 tenaga PPL kemudian ia naikan menjadi 1000 PPL  dan bahkan masyarakat petani minta ditambah.

Terkait keseragaman yang dibutuhkan Export, Ditanya jika keseragaman itu mungkin kah bisa dari Sumsel, HD tidak menjawab secara langsung namun saat ditanyakan soal keberadaan tenaga PPL HD menyebutkan pihaknya akan memberi edukasi.(red)

 

Tinggalkan Balasan