BINI TUO
Oleh Drs Heri Mastari
BINI TUO
Heri Mastari
Sejak jam lima sore
Telah kusiapkan
Sepiring mie instan dengan dua telur
Dan secangkir teh manis panas
Di meja tamu rumah kita
Setiap langkah
Yang melewati rumah kita
Kusibakkan tirai
Bekas karung gandum
Kalau saja kau yang datang
Sekarang sudah jam sepuluh
Belum ada tanda tanda kau datang
Sedang anak anakmu
Sudah kecapekan bersaing ingin
Untuk dikatakan padamu
Dan minta bagian mie instan
Yang kesiapkan untukmu
Aku lelah
Aku terlelap
Aku terbangun
Sudah jam tiga pagi
Kuperiksa kamar kita
Mungkin kau sudah tertidur
Ternyata juga tidak ada
Anak anakmu tertidur di kursi
Dekat sepiring mie instan
Dan secangkir teh manis
Yang sudah dingin
Aku dipanggil bini tuo
Padahal aku belum kepala tiga
Untuk dikatakan tua
Aku sudah berusaha
Mengumpulkan duit
Untuk beli celana dalam
Dan kutang hitam
Juga daster transfaran
Katanya biar kelihatan seksi
Tapi aku sayang duitnya
Karena bisa aku belikan
Mie instan. Telur. Kerupuk
Untuk lauk makan anakmu
Secara bergantian
Suamiku
Aku telah berusaha
Untuk mengurangi bebanmu
Dengan menjadi pembantu
Tapi katanya
Aku merusak gengsimu
Pagi ini
Anak anakmu sekolah
Dengan sepiring mie instan dingin
Ditambah nasi
Sedangkan kau
Mungkin masih terlelap
Di pelukan wanita
Yang katanya
Disebut Bini Mudo
Palembang, 27 Maret 2007