selamat idul fitri selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa hari jadi kota pasuruanisra miraj hut oku selatan, hari jadi oku selatan

Sedikit Tentang “PUISI” Dihari Puisi Oleh Amanda Maida Lamhati

PALEMBANG, GESAHKITA COM—-Bertepatan dengan Hari Puisi Nasional tahun 2022 ini, gesahkita com yang bermarkas di Kota Palembang, melihat dunia Sastra dan Puisi serta cabang Satra dan seni lain nya adalah bagian dari interaksi manusia dengan manusia lain nya baik secara langsung maupun tidak, serta menembus  zaman satu ke zaman lain nya, termasuk  juga dari perdaban satu ke peradaban lain nya dan dari bahasa satu dengan bahasa yang lainnya.

Maka bahasa puisi dikatan bahasa universal dan berpuisi adalah cara cara penulis puisi berkomuniaksi dengan para penikmat puisi yang tidak tau dimana para penikmat itu adanya dan dengan bahasa apa mereka menikmati puisi itu.

Ini berarti para penulis puisi tidak berharap  banyak jika Puisi nya itu akan dinikmati orang lain, karena Puisi yang mereka tulis tidak ubah nya hanya seperti catatan catatan biasa.

Dengan cara menulis puisi lah mereka melepaskan dahaga yang mengganjal dalam jiwa, batin, naluri, nurani, segala bentuk rasa, pemikiran emosi, imaginasi dan masih banyak lagi sesuai dengan  di peradaban dan tradisi dimana mereka berinteraksi dengan manusia alam dan lain nya.

Jika berpuisi adalah salah satu cara berbahasa, maka bahasa itu sendiri didefiniskan para ahli bahasa lebih kurang nya sebagai media atau wadah kita bisa menyampaikan segala sesuatu yang ada di dalam wujud manusia yaitu Pemikiran, Perasaan dan Emosi.

Jika diurai sedikit pemikiran merupakan kerja kerja kecerdasan otak kita sebagai manusia untuk berfikir menghasilkan gagasan, menyelesaikan masalah, mengungkapkan pengetahuan dan lain sebagainya. Kemudian Perasaan adalah hal hal yang  membuat manusia lebih kedalam dialog sendiri dengan diri sendiri, ada rasa kasihan, cinta, kasih, cemburu, iri hati, dendam, dan lain sebagai nya.

Sementara emosi memungkin jika dikaitkan dengan pelajaran Bahasa dalam mengenal fungsi kata selain kata lazim dipakai, yakni kata kerja, benda, sifat sambung, tanya, keteragan dan kata  seru dalam bahasa Inggris istilah dipakai Interjectian (Ahk, auw, wadau, alas, omg, dan lain sebagainya).

Maka dunia semakin canggih gaya hidup semakin berubah ubah diiring dengan teknologi digital yang ada dengan jutaan aplikasi android dan sejenisnya yang ada saat ini sangat memungkin segala sudut peradaban akan berkembang secara dinamis saling mempengaruhi satu sama lain nya seperti gaungkan para ahli IT dunia dengan Artificial Inteligen (AI).

Namun manusia dengan diberikan Tuhannya 3 Komponen dalam berbahasa itu, yakni Pemikiran, Perasaan dan Emosi menjadikan ketiga hal ini sebagai unsur ciri khas bahwa harus tetap sadar akan  keutuhan perdaban manusia dimana diajarkan ada hubungan manusia dengan Tuhanya dan manusia dengan sesama manusia yang mana dalam bahasanya disebutkan Hablu Minnallah dan Hablu Minna Naas.

Kembali ke momentum hari Puisi Nasional dilansir dari berbagai sumber dan masuk dalam pemikiran redaksi sebagai bahan uraian untuk memperluas tulisan ini, bahwa Secara definisi puisi merupakan tulisan yang merumuskan kesadaran imajinatif terkonsentrasi dari pengalaman dalam bahasa yang dipilih dan disusun untuk menciptakan respons emosional tertentu melalui makna, suara, dan ritmenya.

Isi emosionalnya diekspresikan melalui berbagai teknik, dari deskripsi langsung hingga simbolisme, termasuk penggunaan metafora dan simile.

Selain itu, Puisi juga adalah subjek yang luas, setua sejarah dan lebih tua, hadir di mana punagama hadir, mungkin di bawah beberapa definisi bentuk dasar dan utama dari bahasa itu sendiri.

Artikel ini hanya bermaksud untuk menggambarkan secara umum sifat-sifat tertentu dari puisi dan pemikiran puitis yang dianggap dalam arti tertentu sebagai mode pikiran yang independen yang seperti diuraikan diatas sangat berkaitan dengan pengunaan Bahasa itu sendiri, yakni berpuisi ya berbahasa demgan segala tingkat bentuk peradaban dan budaya nya.

Puisi berjudul Puisi Oleh Fir Azwar 

Fir Azwar yang telah merilis Buku nya Perahu Tak Lagi Kutambatkan pada tahun 2019 silam, pada halaman 16 dari buku tersebut Fir memberi judul salah satu Puisi di Antologi nya itu berjudul “PUISI”.

Juga sebenarnya telah melakukan komunikasinya dengan penikmat puisi. Disebutkan diatas jika puisi terkadang hanya bentuk catatan biasa untuk dirinya secara pribadi, namun nuansa argumentasi yang dia simpan dibalik dereatan baris baris yang dia isi dalam tulisan Puisi yang dia beri judul”Puisi” sangat kentara.

Secara penggunaan Bahasa dengan 3 unsur anugrah Tuhan kepada manusia, Fir juga memanfaatkanya juga dalam tulisan nya ini bahwa ada imaginasi rasa, ada pengetahuan bermotafora sederat diksi perumpaman (simile) ditarik kedalam “Puisi” nya ini.

Bukan hanya itu, kemampuan Syntaxis (gramatika) dia susun berurut bahwa Subjek adalah dia sendiri (Aku) bercerita pada para penikmat puisi yang sempat membaca tulisan ini.

Rasa juga ditawarkan kepada pembaca dengan 2 buah diksi menggugah pada bagian penutup, yakni ,kejujuran dan ketulusan”.

Kekuatan emosi pada pilihan kata “Teriakan” adalah Metafora “Emosi”, dia aduk dengan dua pilihan reperesentasi “Emosi” kata Seru ” Teriakan” rasa yang mewakili penilaian hati pada  “kejujuran dan ketulusan” sehingga memiliki kekuatan.

Bahwa mengajak dan melihat bahwa orang orang berpuisi adalah orang orang membangun kejujuran dalam dalam rasa, dan juga dengan sendirinya melahirkan Ketulusan ketulusan, yang sudah barang tentu baik dihadapan Tuhanya.

Bahwa tulus tidak membutuhkan penilaian sesama manusia, karena tidak pantas juga untuk dihitung hitung dan disebutkan Tulus mungkin akan menghasilkan kata Ikhlas.

Selain, itu belum lagi dengan  metafora dan simile Fir membuat Imagery catching (tangkapan Imaginasi) bagaimana ketika membaca puisi berjudul “Puisi” ini mata imaginasi kita tertuju di diri dia (Fir)  secara fisik terbayang Fir kala itu sedang posisi duduk sambil mengetik dengan posisi badan setengah membungkuk,  kedua lengan nya menjulur kedepan tubuhnya, dengan jari jari merayap, menari nari diatas keyboard.

Terbayang juga  Fir tidak dalam tekanan saat mengerjakan Puisinya, bahwa dia sangat menikmati  bahkan bait dan diksi dia tulis seperti Vitamin memberi energi seperti , “lalu berjingkrak-jingkrak riang dalam jantung“.

Perihal kata atau diksi Jantung, Nadi, darah  dan semua hal dia hubungkan antar satu metafora dan simile dengan lainnya menjadi puisi berjudul Puisi adalah terikat dengan pemahaman dan pengalaman para penikmat Puisi akan semua unsur Fir tulis di Puisinya ini.

Sehingga ada ungkapan belajar dunia sastra belajar tentang menjadi manusia agar menjadi lebih manusiawi.

Rasa nya tidak berlebihan mengutip Potongan Prosa  Sastrawan Pluralis Dunia Khalil Gibran dalam The Prophet yang sudah diterjemakna dalam banyak Bahasa Dunia, “Ilmuwan (Scientist) dan Sastrawan (Poet) sama sama dihadapkan pada padang hijau, jika kedua berhasil Scientist menyeberangi nya maka akan menjadi bijak, dan Poet bisa memposisikan dirinya sama (seperti nabi, red) waulahu alam, (menjadi bijaksana pun sangat sulit, red)

Pada akhirnya berpuisi ya berbahasa bermakna sangat luas, multi tafsir Secara Fisik ada pada raga yaitu berucap pada Jiwa serta dia (Fir) buat kolaborasi sehingga ujung ujung jari mau nya bergerak diatas Keyboard menghasilkan Tulisan latin (ejaan, kita, red)  sesuai peradaban kita dengan bahasa Indonesia, Puisi Indonesaia Akan tetap berjaya.

Berikut Puisi berjudul “PUISI yang bisa Anda nikmati secara utuh dibawah ini:

PUISI

Oleh Amanda Maida Lamhati

 

Maka tibalah puisi

di ujung jariku

ia masuk di antara celah-celah kuku

bergerak dalam lorong nadi

berenang dalam darah

lalu berjingkrak-jingkrak riang dalam jantung

 

Bait demi bait

adalah penawar racun segala racun

Bait demi bait

adalah penawar risau segala risau

 

Maka tibalah puisi

di ujung rambutku

ia masuk dalam rongga kepala

bergerak dalam lorong kerongkongan

melayang-layang dalam nafas

lalu berdansa riang dalam paru-paru

bait demi bait

adalah teriakan keadilan

bait demi bait adalah teriakan kejujuran dan ketulusan

 

Palembang, 24 September 2012

Editor : Arjeli Sy Jr

 

 

Leave a Reply